Secara umum, Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yang dapat menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Dengan demikian, Pajak Penghasilan atau PPh dikenakan terhadap penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) dan Wajib Pajak Badan (WP Badan) yang diterima dalam satu Tahun Pajak. Semua jenis pajak termasuk pungutan Pajak Penghasilan dan pengelolaannya untuk memenuhi kepentingan negara dan akan kembali kepada rakyat.
<h2 style="text-align: justify;">Jenis-Jenis Pajak Penghasilan di Indonesia</h2>
<ol style="text-align: justify;">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 21</h3>
</li>
</ol>
Menurut Peraturan Direktorat Jenderal Pajak PER-32/PJ/2015, PPh Pasal 21 merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi Subjek Pajak dalam negeri. PPh pasal 21 ini menggunakan skema pajak progresif baru dimana yang ketentuannya diatur dalam UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) No 7 Tahun 2021.
<ol style="text-align: justify;" start="2">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 22</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 22 dikenakan kepada badan usaha tertentu, baik usaha milik pemerintah, ataupun swasta yang kegiatannya berhubungan dengan perdagangan ekspor/impor dan juga penjualan barang mewah. Pihak Pemungut PPh pasal 22 ini terdiri dari bendahara pemerintah, instansi atau lembaga pemerintah dan lembaga lainnya. Kemudian, badan tertentu, baik itu badan pemerintah maupun swsata yang berkenaan dengan kegiatan di bidang impor ataupun kegiatan usaha di bidang lainnya.
<ol style="text-align: justify;" start="3">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 23</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 23 merupakan pajak yang dikenakan pada penghasilan atas &nbsp;bunga pinjaman (meliputi bunga premium, bunga diskonto, dan jaminan pengembalian utang), dividen, royalti, hadiah dan penghargaan, sewa dan penghasilan lain yang terkait dengan penggunaan aset selain tanah atau bangunan, atau jasa selain yang dipotong PPh Pasal 21. Untuk tarif PPh 23 di kenakan atas nilai DPP atau jumlah bruto penghasilannya. Dalam PPh 23 berlaku dua jenis tarif yang dikenakan, yaitu 15% dan 2% tergantung pada objek pajaknya, dimana:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Tarif 15% dari jumlah bruto:
<ul>
<li>Dividen, kecuali pembagian dividen terhadap Wajin Pajak Orang Pribadi dikenakan final.</li>
<li>Hadiah dan penghargaan, selain yang dipotong PPh 21.</li>
</ul>
</li>
<li>Tarif 2% dari jumlah bruto:
<ul>
<li>atas sewa dan penghasilan lain yang berkaitan dengan penggunaan harta kecuali sewa tanah dan atau bangunan.</li>
<li>atas imbalan jasa teknik, jasa manajemen, jasa konstruksi, jasa konsultan dan jasa lainnya yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan No. 141/PMK.03/2015.</li>
</ul>
</li>
</ul>
<ol style="text-align: justify;" start="4">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2 (PPh final)</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 4 Ayat 2 atau PPh final merupakan pajak atas jenis penghasilan yang wajib pajak dapatkan dan pemotongannya bersifat final oleh wajib pajak badan maupun wajib pajak pribadi dan tidak bisa dikreditkan dengan pajak penghasilan terutang. &nbsp;Berikut penghasilan-penghasilan yang dikenakan pajak final:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Bunga deposito, bunga obligasi dan surat utang negara, dan bunga simpanan yang dibayarkan oleh koperasi kepada anggota koperasi orang pribadi.</li>
<li>Hadiah undian.</li>
<li>Transaksi saham dan sekuritas lainnya, transaksi derivatif yang diperdagangkan di bursa, dan transaksi penjualan saham atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangannya yang diterima oleh perusahaan modal ventura.</li>
<li>Transaksi pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan, jasa konstruksi, usaha real estate, dan persewaan tanah dan/atau bangunan.</li>
</ul>
<ol style="text-align: justify;" start="5">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 25</h3>
</li>
</ol>
PPh 25 merupakan pajak penghasilan yang dibayar dengan cara mengangsur agar meringankan beban wajib pajak dalam membayar pajak tahunannya dan pajak terutangnya dilunasi dalan jangka waktu satu tahun dimana pembayarannya tidak dapat diwakilkan. Bila telat melakukan pembayaran, maka akan dikenakan bunga sanksi pajak per bulan.
<ol style="text-align: justify;" start="6">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 26</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 26 merupakan pajak penghasilan yang dipotong dari badan usaha di Indonesia atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima Wajib Pajak Luar Negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia. Tarif umum yang dikenakan adalah 20%. PPh pasal 26 ini menjadi penerapan asas sumber yang dianut dalam sistem pemungutan pajak di Indonesia.
<ol style="text-align: justify;" start="7">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 29</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 29 merupakan pajak penghasilan kurang bayar dalam SPT Tahunan PPh yang dihasilkan dari nilai pajak terutang dalam tahun pajak yang bersangkutan dikurangi dengan kredit PPh. Jadi, PPh 29 ini merupakan sisa PPh terutang dalam tahun pajak yang sudah dikurangi dengan kredit PPh(PPh 21, 22,23 dan 24) dan PPh pasal 25 dari suatu perusahaan.
<ol style="text-align: justify;" start="8">
<li> 
<h3>Pajak Penghasilan Pasal 15</h3>
</li>
</ol>
PPh pasal 15 adalah jenis pajak penghasilan yang dikenakan atau dipungut dari wajib pajak yang bergerak pada industri tertentu. Indsutri-industri tertentu adalah:
<ul>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan pelayaran dan penerbangan dalam negeri</li>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan pelayaran atau penerbangan internasional</li>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan asuransi luar negeri</li>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan pengeboran minyak, gas, dan panas bumi</li>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan dagang asing di Indonesia yang tidak memiliki P3B</li>
<li style="text-align: justify;">Perusahaan investor dalam bentuk BOT (build, operate, and transfer)</li>
</ul>

Secara umum, Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak negara yang dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima Wajib Pajak, baik berasal dari dalam maupun dari luar negeri, yang dapat menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan. Dengan demikian, Pajak Penghasilan atau PPh dikenakan terhadap penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) dan Wajib Pajak Badan (WP Badan) yang diterima dalam satu Tahun Pajak. Semua jenis pajak termasuk pungutan Pajak Penghasilan dan pengelolaannya untuk memenuhi kepentingan negara dan akan kembali kepada rakyat.

Pajak Penghasilan dan Jenis-Jenisnya

Dalam dunia bisnis, analisis BEP menjadi metode analisis yang berguna untuk para pengusaha. Break Even Point (BEP) merupakan titik dimana total pendapatan sama nilainya dengan modal yang dikeluarkan sehingga, tidak terjadi untung atau rugi dimana total pendapatan di posisi 0. Analisis BEP ini mempunyai peran penting untuk perusahaan dalam membuat keputusan. Dengan adanya analisis ini pengusaha bisa mendapatkan informasi biaya dan total barang yang perlu diproduksi agar bisa memaksimalkan laba.
<h2 style="text-align: justify;">Fungsi Analisis Break Even Point (BEP)</h2>
Berikut beberapa fungsi dari analisis BEP untuk para pengusaha:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Dengan mengetahui nilai BEP, hal ini akan membantu pengusaha dalam menentukan volume produksi</li>
<li>Pengusaha dapat menentukan langkah efisiensi kerja yang dapat dilakukan, seperti mengganti tenaga kerja dengan mesin.</li>
<li>Dengan analisis BEP, pengusaha dapat mengetahui perubahan laba dan juga bisa menentukan kerugian yang mungkin terjadi.</li>
</ul>
<h2 style="text-align: justify;">Unsur Pembentuk BEP</h2>
Agar bisa mendapatkan nilai BEP, terdapat empat unsur pembentuk BEP, yaitu biaya tetap, biaya variable, harga jual, dan pendapatan. Berikut penjelasan lebih lanjutnya:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Biaya tetap, biaya yang nilainya tetap walaupun terjadi peningkatan atau penurunan pada jumlah produksi, contohnya biaya penyusutan, biaya gaji, biaya sewa gedung, dan sebagainya.</li>
<li>Biaya variabel, biaya yang nilainya berubah berdasarkan jumlah kuantitas produksi, semakin banyak kuantitas yang diproduksi, maka semakin besar biaya yang dikeluarkan, contohnya biaya listrik, biaya bahan baku, dsb.</li>
<li>Harga jual, harga yang didapat dari total semua biaya produksi yang dikeluarkan ditambah dengan nilai keuntungan atau margin yang diperoleh.</li>
<li>Pendapatan, merupakan jumlah pemasukan yang diterima atas penjualan produk. Besar pendapatan biasanya didapat dari harga jual dikalikan dengan jumlah produk yang terjual.</li>
</ul>
<h2 style="text-align: justify;">Metode dan Cara Perhitungan BEP</h2>
Terdapat rumus yang dapat digunakan untuk menghitung BEP:
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>BEP dalam satuan Unit</h3>
</li>
</ul>
BEP per Unit = Biaya tetap / (Harga jual per unit &ndash; biaya variabel per unit)
BEP ini diperoleh dengan membagi biaya tetap dengan margin kontribusi per unit. Margin kontribusi per unit bisa didapat dari harga jual per unit dikurang biaya variabel per unit. Dengan cara ini, penjual dapat mengetahui dimana jumlah beban setara dengan jumlah biaya dan jumlah unit yang dikeluarkan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>BEP dalam satuan mata uang</h3>
</li>
</ul>
BEP dalam satuan mata uang = BEP per unit &times; harga jual per unit
Dengan mengkalikan BEP per unit dan harga jual per unit, maka pengusaha mendapatkan nilai BEP dalam rupiah.

Dalam dunia bisnis, analisis BEP menjadi metode analisis yang berguna untuk para pengusaha. Break Even Point (BEP) merupakan titik dimana total pendapatan sama nilainya dengan modal yang dikeluarkan sehingga, tidak terjadi untung atau rugi dimana total pendapatan di posisi 0. Analisis BEP ini mempunyai peran penting untuk perusahaan dalam membuat keputusan. Dengan adanya analisis ini pengusaha bisa mendapatkan informasi biaya dan total barang yang perlu diproduksi agar bisa memaksimalkan laba.

Analisis Break Even Point

Terlepas dari apapun alasannya, berbisnis atau menjalankan usaha tidak akan selamanya berjalan dengan mulus. Banyak tantangan dalam menjalankannya yang tentu membutuhkan bermacam strategi agar bisnis tetap bisa berjalan. Menjalankan bisnis apapun bidangnya pasti akan dihadapkan pada persaingan bisnis. Untuk menghindari kebangkrutan, para pelaku bisnis membutuhkan strategi yang efektif agar bisa menang melawan ketatnya persaingan.
<h2 style="text-align: justify;">Tips-Tips Menghadapi Persaingan Bisnis</h2>
Berikut adalah beberapa cara untuk menghadapi persaingan usaha yang terjadi:
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Mencari tahu kompetitor yang dihadapi</h3>
</li>
</ul>
Mengenali kompetitor bisa mencoba mendalami dan mengetahui lebih dalam mengenai kompetitor yang menjadi pesaing dalam berbisnis. Dengan mengenali pesaing bisnis, berarti mengetahui apa kelebihan dan kelemahan kompetitor. Pengusaha bisa memanfaatkan kelemahan kompetitor untuk dijadikan strategi bisnis. Selain itu, para pengusaha juga bisa menilai risiko ancaman yang mungkin datang dari pendatang baru atau pesaing saat ini.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Mengenali konsumen dengan baik</h3>
</li>
</ul>
Untuk memberikan pelayanan yang terbaik, maka perlu mengetahui kebiasaan dari konsumen dalam membeli produk. Dengan mempelajari kebiasaan mereka, maka secara tidak langsung bisa memperkuat hubungan dengan konsumen, sehingga konsumen menjadi lebih loyal dan nyaman. Hal ini akan berpotensi menghasilkan keuntungan lebih banyak dalam jangka waktu yang lebih lama.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Melakukan analisis peluang usaha dan menentukan target pasar</h3>
</li>
</ul>
Agar usaha mampu bertahan lama, butuh perencanaan yang matang di awal sehingga tidak akan kesulitan dalam menentukan langkah selanjutnya. Itulah mengapa perlu melakukan analisis peluang usaha dan menentukan target pasar sebagai cara untuk menghadapi persaingan usaha. Riset ini bisa dilakukan terhadap konsumen dan kompetitor.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Memperkuat brand yang dimiliki</h3>
</li>
</ul>
Brand sama halnya seperti identitas usaha yang dijalani. Hal terpenting di sini adalah seberapa besar brand dan produk memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan memperkuat nama brand, bisnis akan lebih mudah untuk dikenali dan mudah memikat konsumen. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memperkuat brand produk adalah dengan melakukan teknik pemasaran dan promosi. Semakin efektif teknik yang digunakan maka akan bisa menarik lebih banyak konsumen.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Terus melakukan inovasi</h3>
</li>
</ul>
Usaha yang berhenti melakukan inovasi tentunya akan tertinggal dengan kompetitornya. Memang mencari inovasi bukanlah hal yang mudah, namun untuk menemukannya bisa dengan mencari inspirasi melalui membaca buku, artikel, koran, menonton video, atau bahkan mengikuti tren di media sosial.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Memanfaatkan digital marketing</h3>
</li>
</ul>
Berbeda dengan televisi atau media cetak lainnya, digital marketing memiliki kemampuan untuk melakukan personalisasi terhadap promosi yang dibuat. Pengusaha bisa mengatur referensi pelanggan yang menjadi target konsumen. Dengan begini, bisa memangkas biaya dan meningkatkan penjualan.
Itulah beberapa tips-tips untuk menghadapi persaingan. Persaingan sudah menjadi bagian dari bisnis, para pengusaha harus siap menanggung risiko dari persaingan ini dimana mereka mampu menghadapinya atau tidak.

Terlepas dari apapun alasannya, berbisnis atau menjalankan usaha tidak akan selamanya berjalan dengan mulus. Banyak tantangan dalam menjalankannya yang tentu membutuhkan bermacam strategi agar bisnis tetap bisa berjalan. Menjalankan bisnis apapun bidangnya pasti akan dihadapkan pada persaingan bisnis. Untuk menghindari kebangkrutan, para pelaku bisnis membutuhkan strategi yang efektif agar bisa menang melawan ketatnya persaingan.

Tips Menghadapi Persaingan Bisnis

Setiap Wajib Pajak, baik Wajib Pajak orang pribadi maupun Wajib Pajak badan, wajib melakukan pelaporan SPT tahunan sebelum tanggal 31 Maret untuk Wajib Pajak orang pribadi dan 30 April untuk Wajib Pajak badan tiap tahunnya. Bagi Wajib Pajak yang belum melaporkan SPT Tahunan-nya hingga masa batas pelaporan, maka menurut Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), atas keterlambatan pelaporan tersebut akan dikenakan denda sebesar Rp 100.000 untuk Wajib Pajak orang pribadi dan Rp 1.000.000 untuk Wajib Pajak Badan. 

Terlambat Lapor SPT Tahunan? Tenang, Masih Bisa Kok! 

Masa penyampaian SPT Tahunan untuk Wajib Pajak Orang Pribadi untuk tahun pajak 2022 telah berakhir pada tanggal 31 Maret 2023 kemarin. Direktorat Jenderal Pajak melalui Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Dwi Astuti, mengungkapkan bahwa hingga 31 Maret 2023, pihak Direktorat Jenderal Pajak sudah menerima 12.016.189 SPT Tahunan, baik pelaporan atas SPT orang pribadi maupun badan dari Wajib Pajak. Jumlah SPT Tahunan yang telah dilaporkan oleh Wajib Pajak tersebut meningkat sebesar 3.13% dari tahun lalu. Laporan SPT Tahunan ini didapat dari pelaporan yang dilaporkan oleh Wajib Pajak, baik secara elektronik maupun pelaporan secara manual.

Penyampaian SPT Tahunan meningkat 3.13% di 2023 

Electronic Filing Identification Number (EFIN) merupakan nomor identitas yang terdiri dari 10 digit dan diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pajak (DJP) kepada Wajib Pajak. Kode EFIN digunakan untuk melakukan transaksi elektronik perpajakan, seperti pelaporan SPT via e-Filing dan pembuatan kode biling pembayaran pajak.&nbsp;
Diketahui baru-baru ini, DJP merilis fitur baru berupa layanan lupa Electronic Filing Identification Number (EFIN) di dalam aplikasi penyedia layanan perpajakan (M-Pajak). Sebelumnya, Sobat sudah pada tahu aplikasi M-Pajak belum nih? M-Pajak merupakan sebuah layanan digital yang berbasis aplikasi mobile, dimana aplikasi ini bertujuan untuk membatu dan memudahkan masyarkat selaku Wajib Pajak dengan memberikan layanan perpajakan yang praktis, sehingga Wajib Pajak tidak lagi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah perpajakannya. Salah satu masalah perpajakan yang sering dijumpai adalah Wajib Pajak lupa nomor EFIN, sehingga terkendala dalam melakukan transaksi elektronik perpajakan, seperti pelaporan SPT.&nbsp;
&ldquo;Sejak Selasa, 14 Maret 2023, DJP telah menambahkan fitur mendapatkan EFIN dalam aplikasi M-Pajak. Penambahan ini semata untuk memberi kemudahan kepada wajib pajak,&rdquo; ujar Dwi Astuti selaku Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat.&nbsp;
&nbsp;
Sobat lupa dengan nomor EFIN saat ingin melaporkan pajak? Tenang, tidak perlu khawatir. Berikut cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan kembali nomor EFIN yang hilang melalui layanan aplikasi M-Pajak:&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">Syarat yang perlu Dipersiapkan&nbsp;&nbsp;</h3>
Sebelum mengetahui cara mendapatkan kembali nomor EFIN yang hilang atau lupa, pastikan Sobat telah mempersiapkan terlebih dahulu beberapa data yang harus dilengkapi untuk keperluan validasi data. Data tersebut sebagai berikut:&nbsp;
<ol style="text-align: justify;">
<li>NPWP&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">NIK&nbsp;</li>
<li>Nama&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="4" data-aria-level="1">Tempat lahir&nbsp;</li>
<li>Tanggal lahir&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="6" data-aria-level="1">Alamat tempat tinggal&nbsp;</li>
<li>Nomor telepon yang terdaftar pada sistem informasi DJP&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="8" data-aria-level="1">Alamat e-mail yang terdaftar pada sistem informasi DJP&nbsp;</li>
</ol>
&nbsp;
<h3 style="text-align: justify;">Cara Mendapatkan Kembali Nomor EFIN yang Hilang atau Lupa Melalui Aplikasi M-Pajak&nbsp;</h3>
Setelah syarat yang diperlukan diatas telah disiapkan, Sobat dapat langsung mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:&nbsp;
<ol style="text-align: justify;">
<li>Instal aplikasi M-Pajak di ponsel Sobat yang bisa diperoleh lewat App Store atau Google Play (Play Store).&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="7" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">Setelah aplikasi selesai terintalisasi, buka aplikasi M-Pajak.&nbsp;</li>
<li>Klik tombol EFIN ditampilan Home (bisa tanpa login).&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="7" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="4" data-aria-level="1">Sobat akan diminta mengisi sejumlah data secara lengkap. Pastikan data diisi dengan benar dan sesuai untuk menghindari kegagalan verifikasi.&nbsp;</li>
<li>Jika data telah diisi dengan lengkap, maka Sobat akan diminta untuk mengambil foto diri sesuai dengan instruksi yang ditunjukkan.&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="7" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="6" data-aria-level="1">Kemudian, konfirmasi data Wajib Pajak dan tunggu proses validasinya.&nbsp;</li>
<li>Apabila foto diri Wajib Pajak berhasil divalidasi, sistem akan secara otomatis mengirimkan EFIN melalui e-mail Wajib Pajak yang terdaftar pada sistem DJP. Setelah mendapatkan EFIN melalui e-mail, Sobat dapat mengakhiri proses ini.&nbsp;</li>
<li data-leveltext="%1." data-font="Calibri" data-listid="7" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:0,&quot;335559684&quot;:-1,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769242&quot;:[65533,0],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;%1.&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="8" data-aria-level="1">Namun, Jika foto diri Wajib Pajak tidak berhasil divalidasi, maka sistem akan secara otomatis mengirimkan kode verifikasi ke nomor Wajib Pajak yang terdaftar pada sistem DJP. Lalu Wajib Pajak diminta memasukkan kode tersebut ke sistem. Setelah itu, DJP akan mengrimkan EFIN melalui e-mail yang terdaftar.&nbsp;</li>
</ol>
&nbsp;
Dengan adanya aplikasi M-Pajak, tentu akan mempermudah aktivitas Wajib Pajak ketika ingin menggunakan layanan perpajakan. Apalagi, M-Pajak ini aplikasi yang berbasis mobile lho Sobat, Sobat bisa langsung mengunduh nya pada handphone (Hp) Sobat dan langsung dapat menggunakannya. Jika dilihat dari penjelasan cara penggunaan aplikasi M-Pajak diatas untuk masalah lupa nomor EFIN, mudah kan Sobat cara penggunaannya? Sobat sudah ada yang pernah mencoba menggunakan M-Pajak belum nih untuk kendala lupa nomor EFIN?&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> </a><a href="http://sobatbuku.com/">Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> </a><a href="http://sobatpajak.com/">Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> </a><a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/">Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> </a><a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id">Facebook</a>.   &nbsp;

Diketahui baru-baru ini, DJP merilis fitur baru berupa layanan lupa Electronic Filing Identification Number (EFIN) di dalam aplikasi penyedia layanan perpajakan (M-Pajak). Sebelumnya, Sobat sudah pada tahu aplikasi M-Pajak belum nih? M-Pajak merupakan sebuah layanan digital yang berbasis aplikasi mobile, dimana aplikasi ini bertujuan untuk membatu dan memudahkan masyarkat selaku Wajib Pajak dengan memberikan layanan perpajakan yang praktis, sehingga Wajib Pajak tidak lagi mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah perpajakannya. Salah satu masalah perpajakan yang sering dijumpai adalah Wajib Pajak lupa nomor EFIN, sehingga terkendala dalam melakukan transaksi elektronik perpajakan, seperti pelaporan SPT. 

Sobat Lupa EFIN? Coba Pakai Aplikasi M-Pajak 

Dalam menjalankan usaha, terdapat beberapa jenis usaha kelompok yang dapat dijadikan pilihan utama untuk menjalankan usaha. Semua tergantung dari pilihan dan modal yang mereka miliki.
Menurut ahli seperti Hughes dan Kapoor pun berpendapat bahwa, usaha merupakan seluruh kegiatan individu untuk dapat melakukan suatu hal dengan terorganisir untuk menghasilkan serta menjual barang dan jasa guna mendapatkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan pengertian usaha itu sendiri, jadi kelompok usaha merupajan usaha yang didirikan dan dikelola bersama atau berkelompok guna mendapatkan keuntungan bersama.
<h2 style="text-align: justify;">Jenis-Jenis Usaha Kelompok yang ada di Indonesia</h2>
Usaha kelompok terdiri dari anggotanya yang memiliki peran tersendiri untuk menjalankan usaha tersebuit, termasuk modal yang menggunakan modal bersama dan keuntungannya juga dibagi rata bersama. Berikut jenis usaha kelompok yang berada di Indonesia:
<h3 style="text-align: justify;">1. Koperasi</h3>
Berdasarkan Undang-undang (UU) Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, pada Pasal 1 dijelaskan, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasar prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat atas asas kekeluargaan. Koperasi ini memiliki banyak jenisnya yang telah diakui di Indonesia, seperti Koperasi Simpan Pinjam, Koperasi Produksi, Koperasi Konsumsi, Koperasi Jasa serta Koperasi Serba Usaha.
Ciri-ciri kelompok usaha koperasi:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Bersifat sukarela</li>
<li>Kerugian dan keuntungan dibagi bersama</li>
<li>Bertujuan menyejahterahkan anggotanya</li>
<li>Modal usaha terbagi dari beberapa anggota</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">2. Firma</h3>
Firma didasarkan pada Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Pasal 16 -35 dan KUHPerdata pasal 1618-1652. Firma itu sendiri adalah persekutuan yang didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan menggunakan satu nama bersama.
Ciri-ciri kelompok usaha firma adalah:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pendirian menggunakan nama bersama</li>
<li>Jangka waktu firma bersifat sementara karena bila salah satu pendiri firma mengundurkan diri, maka firma dianyatakan bubar</li>
<li>Setiap pendiri firma memiliki tanggung jawab tidak terbatas</li>
<li>Memiliki anggota yang aktif dalam menjalankan perusahaan</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">3. Commanditaire Vennootschap (CV)</h3>
Commanditaire Vennootschap merupakan kata yang diambil dari bahasa Belanda. Commanditaire Vennootschap atau persekutuan komanditer adalah&nbsp;bentuk usaha&nbsp;yang dibentuk oleh dua orang atau lebih yang kemudian penanam modal maupun penanam saham mempercayakan modal yang dimiliki kepada pendiri usaha. Pendiri perusahaan harus bertanggung jawab terhadap kelangsungan perusahaan tersebut dan modal yang telah ditanamkan oleh para investor.&nbsp;Biasanya CV adalah perusahaan firma yang telah berkembang, bila bisnis firma telah berjalan dengan baik, maka firma tersebut membutuhkan suntikan dana dari investor sehingga firma tersebut dapat dilanjutkan atau dikembangkan menjadi CV. Dasar hukum untuk CV sendiri diatur dalam Kitab Undang-Undang Huku Dagang (KUHD) pasal 19, 20, dan 21.
Dalam CV terdapat dua jenis keanggotaan dalam CV, yaitu sekutu aktif dan sekutu aktif. Sekutu aktif merupakan anggota yang menjalankan usaha, sedangkan sekutu pasif adalah anggota yang hanya menanamkan modal tanpa ikut serta dalam menjalankan usaha.
Ciri-ciri badan usaha berbentuk CV sebagai berikut:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Pendiri lebih terdiri dari dua orang atau lebih</li>
<li>Terdapat dua jenis keanggotaan dalam usaha CV (sekutu aktif dan sekutu pasif)</li>
<li>Modal pendiriannya tidak terbatas</li>
<li>Sekutu aktif berperan menjalankan usaha, sedangkan sekutu pasif hanya berperan menanamkan modal</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">4. Perseroan Terbatas (PT)</h3>
Pengertian Perseroan Terbatas atau PT menurut UU No.40 Tahun 2007 adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
Ciri-Ciri usaha PT:
<ul style="text-align: justify;">
<li>Modal berbentuk saham</li>
<li>Berbadan hukum</li>
<li>Dipimpin oleh seorang direksi</li>
<li>TIdak mendapatkan fasilitas dari negara</li>
<li>Karyawan bersatatus pegawai swasta</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">5. Badan Usaha Milik Negara atau BUMN</h3>
Menurut UU No.19 Tahun 2003, Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Jadi, BUMN merupakan usaha yang seluruh modalnya berasal dari negara. BUMN dapat digolongkan sebagai Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero).
Ciri-ciri BUMN sebagai berikut:
<ul>
<li style="text-align: justify;">Berada di bawah kuasa pemerintah</li>
<li style="text-align: justify;">Segala risiko dan kerugian ditanggung pemerintah</li>
<li style="text-align: justify;">BUMN didirikan untuk melayani kepentingan umum</li>
<li style="text-align: justify;">BUMN menjadi kas pemasukan negara</li>
</ul>

Dalam menjalankan usaha, terdapat beberapa jenis usaha kelompok yang dapat dijadikan pilihan utama untuk menjalankan usaha. Semua tergantung dari pilihan dan modal yang mereka miliki.

5 Jenis Usaha Kelompok di Indonesia

Industri bisnis online saat ini sudah menjadi tren bisnis yang booming di pasaran. Sudah bukan kejutan lagi jika seluruh industri berpindah fokus pada industri online ini. Akan tetapi, persaingannya pun sangat &lsquo;menakutkan&rsquo;, banyak bisnis yang rela untuk banting harga hanya untuk memenangkan pasar. Tidak mudah memang untuk pendatang baru untuk bisa memenangkan pasar dengan cepat, diperlukannya kesabaran, kegigihan, dan kelincahan untuk melihat peluang pasar. &nbsp;
Dikutip dari bisnis.com, sebesar 90% bisnis online hanya dapat bertahan kurang lebih empat bulan saja karena adanya permasalahan khusus dalam mengelola bisnis online tersebut, seperti konten pada sosial media yang berkualitas hingga customer support.&nbsp;
Inilah beberapa alasan mengapa bisnis online tidak bertahan lama dan solusi yang bisa Sobat terapkan.&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335551671&quot;:0,&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="0" data-aria-level="1">
<h3>Persaingan yang ketat</h3>
</li>
</ul>
Pesaing akan terus bermunculan setiap harinya, sehingga semakin sulit bagi setiap bisnis untuk memenangkan hati pelanggan secara terus menerus ditengah banyaknya bisnis baru yang mungkin saja menawarkan produk atau jasa yang baru dan lebih menarik.&nbsp;&nbsp;
Solusinya adalah dengan strategi persaingan. Strategi &lsquo;bertempur&rsquo; ini perlu dimiliki oleh pelaku bisnis untuk memenangkan produk atau jasanya. Prediksilah kebutuhan pelanggan di masa depan. Sobat bisa menyediakan produk tambahan, contohnya Sobat menjual kue ulang tahun, maka bisa Sobat tambahkan produk tambahan seperti perlengkapan ulang tahun seperti lilin, balon, hiasan, dan berbagai macam nya.&nbsp;&nbsp;
Selain itu, Sobat juga bisa memberikan diskon atau promo yang sudah disesuaikan dengan bisnis Sobat, contohnya seperti harga kue ulang tahun dengan satu set hiasan ulang tahun dijual dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan dengan pembelian terpisah. Hal ini membantu mengecilkan peluang calon pelanggan mencari alternatif di tempat lain.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="1" data-list-defn-props="{&quot;335551671&quot;:0,&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="0" data-aria-level="1">
<h3>Lemahnya Riset pada target konsumen&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Riset, riset, dan riset. Mungkin Sobat sudah sering sekali membaca atau mendengar bahwa melakukan riset sangat penting dalam menjalankan sebuah bisnis. Bahkan bagi pebisnis besar, mereka akan membuat tim khusus yang ditugaskan untuk melakukan riset. Dengan melakukan &lsquo;penyelidikan&rsquo; terhadap klien Sobat, akan membantu Sobat mengerti kebutuhan calon pelanggan hingga dapat membantu menyelesaikan permasalahan mereka. Riset ini menjadi kunci penting dalam melakukan pemasaran.&nbsp;&nbsp;
Dengan mengetahui apa yang mereka butuhkan, perkiraan hasil pendapatan mereka, daerah tempat tinggal, Sobat bisa membuat sesuatu yang sesuai dengan target tersebut dan hanya bisa didapatkan dengan melakukan riset.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="2" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="1" data-aria-level="1">
<h3>Customer Support yang Minim&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Dalam berbisnis online, menjangkau calon pelanggan tentunya juga dilakukan secara online, baik di sosial media, email, telepon, atau pada platform jual beli yang menyediakan fitur obrolan dengan calon pembeli. Dalam satu waktu, mungkin saja Sobat akan dihubungi oleh beberapa calon konsumen sehingga seringkali kesulitan untuk menghadapi semua pelanggan sekaligus. Akan tetapi, kecepatan dalam membalas pesan juga penting untuk sebuah bisnis, karena calon pelanggan dapat beralih ke penjual lainnya dalam waktu yang cepat.&nbsp;&nbsp;
Solusinya, Sobat bisa mempersiapkan bot atau sumber daya manusia yang berkualitas untuk menangani permasalahan ini. Jika memiliki modal lebih, Sobat juga bisa mempekerjakan cutomer support specialist yang berkualitas untuk meningkatkan kepercayaan dan otoritas binsis Sobat.&nbsp;&nbsp;
<ul style="text-align: justify;">
<li data-leveltext="-" data-font="Calibri" data-listid="3" data-list-defn-props="{&quot;335552541&quot;:1,&quot;335559684&quot;:-2,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559991&quot;:360,&quot;469769226&quot;:&quot;Calibri&quot;,&quot;469769242&quot;:[8226],&quot;469777803&quot;:&quot;left&quot;,&quot;469777804&quot;:&quot;-&quot;,&quot;469777815&quot;:&quot;hybridMultilevel&quot;}" aria-setsize="-1" data-aria-posinset="2" data-aria-level="1">
<h3>Kinerja Webiste Buruk<span data-ccp-props="{&quot;134233117&quot;:false,&quot;134233118&quot;:false,&quot;201341983&quot;:0,&quot;335551550&quot;:6,&quot;335551620&quot;:6,&quot;335559685&quot;:720,&quot;335559737&quot;:0,&quot;335559738&quot;:0,&quot;335559739&quot;:160,&quot;335559740&quot;:259,&quot;335559991&quot;:360}">&nbsp;</h3>
</li>
</ul>
Jika bisnis Sobat menggunakan website dalam pengoperasiannya, maka pastikan website tersebut berfungsi dengan baik. Seperti permasalahan, website yang sulit dibuka sehingga lama untuk di akses dan memakan banyak waktu, atau tautan yang tidak berfungsi dan permasalahan lainnya dapat membuat bisnis Sobat kehilangan pelanggan. Begitu juga jika Sobat menjual produk &ndash; produk Sobat pada marketplace. Pilihlah marketplace yang bisa mendukung kemudahan calon pelanggan dalam mencari dan membeli produk atau jasa Sobat.&nbsp;&nbsp;
Sobat bisa mencoba untuk berinvestasi dalam membuat platform Sobat sendiri sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan para calon pelanggan.&nbsp;&nbsp;
&nbsp;
Masih banyak permasalahan yang dialami oleh para pelaku usaha, khususnya dalam berbisnis online. Tapi semua itu ada solusinya kok! Tetap semangat untuk menjalankan Bisnis nya ya Sobat!&nbsp;
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>.&nbsp;

Industri bisnis online saat ini sudah menjadi tren bisnis yang booming di pasaran. Sudah bukan kejutan lagi jika seluruh industri berpindah fokus pada industri online ini. Akan tetapi, persaingannya pun sangat ‘menakutkan’, banyak bisnis yang rela untuk banting harga hanya untuk memenangkan pasar. Tidak mudah memang untuk pendatang baru untuk bisa memenangkan pasar dengan cepat, diperlukannya kesabaran, kegigihan, dan kelincahan untuk melihat peluang pasar.  

Perhatikan Ini Kalau Nggak Mau Bisnis Online Sobat Gulung Tikar! 

Indikator kepuasan pelanggan menjadi tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui puas atau tidaknya pelanggan terhadap produk yang diperdagangkan. Bagi pemilik usaha, indikator ini sangatlah penting karena tingkat kepuasan pelanggan bisa juga mempengaruhi kesetiaan pelanggan. Semakin puas pelanggan dengan suatu produk, maka semakin besar peluangnya untuk melakukan pembelian kembali.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">5 Indikator Kepuasan Pelanggan</h2>
Ada beberapa faktor yang bisa mempengaruhi tinggi-rendahnya tingkat kepuasan pelanggan. Berikut adalah beberapa faktor tersebut:
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Kualitas Produk</h3>
</li>
</ul>
Faktor pertama adalah kualitas dari produk yang dijual. Produk yang ditawarkan kepada pelanggan harus memiliki kualitas yang baik agar kepuasan pelanggan bisa tercapai. Jadi, produk yang ditawarkan tidak boleh asal jadi, harus mempunya keunggulan dibandingkan dengan produk dari pesaing. Semakin baik kualitas yang diberikan, maka semakin tinggi juga kepuasan pelanggan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Kualitas Pelayanan</h3>
</li>
</ul>
Selain dari kualitas produk, kualitas pelayanan juga bisa mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan. pelanggan tentunya akan lebih senang jika dilayani dengan baik ketika membeli produk yang dijual. Dengan memberikan pelayanan yang ramah dan selalu responsif terhadap feedback dari pelanggan, baik itu yang berupa saran, komplain, maupun kritik, sudah bisa membuat pelanggan merasa puas dengan pelayanan yang diberikan
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Harga Produk </h3>
</li>
</ul>
Harga produk yang diberikan menjadi faktor yang krusial dalam indikator kepuasan pelanggan. Tentunya para pelanggan akan lebih merasa puas ketika mendapatkan barang yang mereka inginkan dengan harga yang terjangkau. Sebaliknya, jika barang yang dijual dengan harga mahal, pelanggan akan enggan untuk membeli. Dari sini, bukan berarti produk yang dijual harus dipatok serendah mungkin, namun sesuaikan dengan bahan baku dan biaya produksinya, serta mengamati harga yang dipasang kompetitor. Dari situ, Anda bisa mengetahui harga yang wajar dan tidak bagi pelanggan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Kemudahan Mengakses Produk</h3>
</li>
</ul>
Faktor berikutnya adalah kemudahan untuk mengakses produk yang dijual. Semakin mudah produk didapatkan, maka semakin tinggi juga tingkat kepuasan pelanggan. Dengan akses yang mudah untuk mendapatkan produk, maka pelanggan tidak perlu menghabiskan waktu dan mengeluarkan biaya tambahan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Cara Promosi</h3>
</li>
</ul>
Faktor terakhir adalah cara promosi. Promosi yang menarik, unik, dan mudah dipahami tentunya bisa membuat para pelanggan tertarik dan membantu menetapkan ekspektasi mereka. Untuk itu, pastikan metode promosi yang diterapkan benar-benar efektif dan bisa mewakili produk dengan baik.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Cara Mengukur Kepuasan Pelanggan</h2>
Setelah mengetahui indikator yang dapat mempengaruhi tingkat kepuasan pelanggan, terdapat juga metode untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang bisa digunakan. Berikut cara untuk mengukur kepuasan pelanggan:
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Survei kepuasan pelanggan</h3>
</li>
</ul>
Cukup banyak perusahaan yang melakukan penelitian mengenai kepuasan pelanggan melalui survey, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan begitu, perusahaan dapat memperoleh data mengenai tanggapan pelanggan terhadap produk atau jasa dari perusahaan tersebut.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Ghost shopping</h3>
</li>
</ul>
Ghost shopping merupakan strategi perusahaan untuk mengetahui bagaimana kualitas pelayanan yang diberikan oleh karyawan kepada pelanggan. Seseorang yang disebut dengan Ghost Shopper yang identitasnya tidak diketahui oleh karyawan akan berpura-pura menjadi pelanggan dan kemudian memberikan penilaian atas pelayanan yang diterimanya sesuai dengan ilmu yang telah dibekali. Ghost shopping tidak hanya untuk meningkatkan dan mengevaluasi bisnis, hasil evaluasi dari seorang ghost shopper juga dapat dijadikan tolak ukur atas kinerja karyawan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Lost customer analysis</h3>
</li>
</ul>
Melalui cara ini, perusahaan bisa mencoba menghubungi pelanggan yang telah berhenti membeli dan mencari tahu mengapa mereka tidak kembali membeli produk dari perusahaan tersebut. Peningkatan customer loss rate ini bisa menjadi salah satu acuan bahwa perusahaan telah gagal memenuhi kepuasan para pelanggannya.
&nbsp;
Itulah beberapa informasi mengenai apa saja indikator kepuasan pelanggan dan cara mengukurnya. Namun, keberhasilan sebuah usaha bukan hanya dari tingkat kepuasan pelanggan saja tapi bagaimana Anda sebagai pebisnis dapat mengelola usaha juga.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a class="Hyperlink SCXW261301289 BCX8" href="http://sobatbuku.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> Sobat Buku</a> dan<a class="Hyperlink SCXW261301289 BCX8" href="http://sobatpajak.com/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a class="Hyperlink SCXW261301289 BCX8" href="https://instagram.com/sobatpajak.id/" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> Instragram</a> dan<a class="Hyperlink SCXW261301289 BCX8" href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id" target="_blank" rel="noreferrer noopener"> Facebook</a>.&nbsp;&nbsp;&nbsp;

Indikator kepuasan pelanggan menjadi tolak ukur yang digunakan untuk mengetahui puas atau tidaknya pelanggan terhadap produk yang diperdagangkan. Bagi pemilik usaha, indikator ini sangatlah penting karena tingkat kepuasan pelanggan bisa juga mempengaruhi kesetiaan pelanggan. Semakin puas pelanggan dengan suatu produk, maka semakin besar peluangnya untuk melakukan pembelian kembali.

Mengenal Indikator Kepuasan Pelanggan

Setiap badan usaha yang memenuhi persyaratan wajib melakukan pembayaran pajak. Salah satu pajak yang dikenakan, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak ini wajib dikenakan dan disetorkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). PPN terbagi menjadi dua jenis, yaitu PPN Masukan dan PPN Keluaran. Khusus untuk pajak ini akan dibebankan kepada konsumen terakhir. Pengusaha Kena Pajak hanya wajib untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN terutang. Lantas apa sebenarnya Pajak Masukan dan Keluaran itu? Berikut adalah penjelasan yang dapat membantu Sobat memahami makna, fungsi, dan perbedaan dari keduanya.
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Pengertian Pajak Masukan dan Keluaran</h2>
Pajak Keluaran merupakan pajak (PPN) terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha&nbsp; Kena&nbsp; Pajak yang melakukan kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak, Jasa&nbsp; Kena&nbsp; Pajak,&nbsp; ekspor&nbsp; Barang&nbsp; Kena Pajak&nbsp; berwujud, dan atau ekspor&nbsp; Barang&nbsp; Kena&nbsp; Pajak&nbsp; tidak berwujud. Sedangkan Pajak Masukan merupakan Pajak (PPN) yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena telah melakukan kegiatan memperoleh Barang Kena Pajak dan/atau memperoleh Jasa Kena Pajak dan/ atau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud/Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean dan/atau impor Barang Kena Pajak.&nbsp;
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Dasar Hukum&nbsp;</h2>
Dasar hukum yang mengatur tentang ketentuan Pajak Pertambahan Nilai adalah :
<ul style="text-align: justify;">
<li>UU No. 42 tahun 2009 diubah terakhir menjadi UU No. 11 tahun 2020,&nbsp;</li>
<li>PP 44 tahun 2022</li>
</ul>
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Karakteristik dan Ciri-ciri Pajak Keluaran (PK) dan Pajak Masukan (PM)</h2>
<h3 style="text-align: justify;">Pajak Keluaran</h3>
PPN termasuk ke dalam jenis pajak objektif, sebab dalam pemungutannya, PPN memberi penekanan pada objek yang dikenakan pajak, bukan pada subjek atau Wajib Pajak-nya. Pengenaan pajak keluaran didasarkan atas penetapan tarif barang yang ditentukan berdasarkan undang-undang, yang kemudian dilanjutkan dengan pemungutan pajak oleh penjual.
Penjual yang diperbolehkan memungut Pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP) dan yang boleh dipungut PPN-nya adalah atas Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP). Dokumen yang digunakan sebagai sarana memungut pajak adalah menggunakan Faktur Pajak, dan yang bisa membuat Faktur Pajak hanya pengusaha yang telah dikukuhkan menjadi PKP. Bukti pungut dalam bentuk Faktur Pajak inilah yang disebut sebagai Faktur Pajak Keluaran. Dikatakan demikian, sebab dihasilkan atas pemungutan pajak atas barang atau jasa yang dikeluarkan.
<h3 style="text-align: justify;">Pajak Masukan</h3>
Pembeli Barang Kena Pajak atau Jasa kena Pajak dari Wajib Pajak yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak, maka terhadap pembeli tersebut akan dipungut Pajak Pertambahan Nilai. Yang diperbolehkan memungut PPN dari perolehan barang yang dilakukan oleh pembeli adalah penjual yang sudah dikukuhkan sebagai PKP, dengan dokumen berupa Faktur Pajak yang digunakan sebagai bukti pungut.
Karena Faktur Pajak diperoleh dari kegiatan &lsquo;memperoleh&rsquo; barang atau jasa, maka faktur pajak yang akan diterima oleh pembeli akan disebut dengan Faktur Pajak Masukan. Pajak Masukan ini berarti pajak (PPN) yang telah dibayar oleh pembeli. PPN dalam Faktur Pajak Masukan ini dapat menjadi pengurang (kredit pajak) pada saat pembeli tersebut melakukan penyerahan atas hasil produksinya atau menjual kembali barang dan memungut PPN (Pajak Keluaran), sehingga PPN yang harus disetor ke Negara adalah Pajak Keluaran dikurangi Pajak Masukan.
Namun, terdapat pula beberapa aturan mengenai Pengkreditan Pajak Masukan yang tidak dapat diberlakukan, contohnya seperti:
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Pengeluaran untuk memperoleh Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak sebelum dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak,</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tidak berhubungan langsung dengan kegiatan usaha Wajib Pajak,</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perolehan serta pemeliharaan kendaraan bermotor, berupa sedan dan station wagon, dikecualikan jika barang tersebut merupakan barang dagangan atau disewakan,</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya ditagih dengan surat ketetapan pajak oleh DJP.</li>
</ul>
&nbsp;
<h2 style="text-align: justify;">Konsep Pajak Keluaran - Pajak Masukan</h2>
Konsep PK-PM sederhananya adalah menentukan selisih dari jumlah keduanya terletak di mana?&nbsp; Apakah di Pajak Keluaran Selisih lebihnya atau di Pajak Masukan? Nantinya perlakuan terhadap selisih ini akan berbeda antara satu dengan yang lainnya.
<ul style="text-align: justify;">
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran ternyata lebih besar daripada Pajak Masukan, maka selisihnya merupakan kurang bayar, yang dimana Wajib Pajak PKP harus menyetorkan kekurangan bayar tersebut kepada kas negara.</li>
<li style="font-weight: 400;" aria-level="1">Sebaliknya, apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan ternyata lebih besar daripada Pajak Keluaran, maka selisihnya merupakan kelebihan pajak yang dapat dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya atau dapat diminta kembali (restitusi). Namun, biasanya permintaan kembali kelebihan pembayaran pajak (restitusi) tersebut harus dilakukan pada akhir tahun. Tetapi, ada pula beberapa jenis usaha tertentu yang dapat dilakukan pengembalian setiap masa/ bulan pajak.</li>
</ul>
&nbsp;
Atas penjelasan terkait Pajak Masukan dan Pajak Keluaran diatas, semoga Sobat semua paham ya dan dapat menambah pengetahuan serta wawasan kalian ya Sobat.
Jika Sobat ingin mencari informasi lainnya terkait UMKM, perpajakan, dan berita terkini, silahkan kunjungi website kami di<a href="http://sobatbuku.com/"> Sobat Buku</a> dan<a href="http://sobatpajak.com/"> Sobat Pajak,</a> atau melalui media sosial kami di<a href="https://instagram.com/sobatpajak.id/"> Instragram</a> dan<a href="https://www.facebook.com/sobatpajak.id"> Facebook</a>&nbsp;

Setiap badan usaha yang memenuhi persyaratan wajib melakukan pembayaran pajak. Salah satu pajak yang dikenakan, yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN), pajak ini wajib dikenakan dan disetorkan oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP). PPN terbagi menjadi dua jenis, yaitu PPN Masukan dan PPN Keluaran. Khusus untuk pajak ini akan dibebankan kepada konsumen terakhir. Pengusaha Kena Pajak hanya wajib untuk memungut, menyetor, dan melaporkan PPN terutang. Lantas apa sebenarnya Pajak Masukan dan Keluaran itu? Berikut adalah penjelasan yang dapat membantu Sobat memahami makna, fungsi, dan perbedaan dari keduanya.

Sobat Belajar: Mengenal Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

Pernahkah Sobat membeli persediaan barang dagang, namun produk yang dikirim supplier bukanlah produk yang Sobat pesan atau mungkin produk yang dikirim rusak? Namun, faktur pajak sudah dibuat sedangkan sobat sangat memerlukan produk tersebut. Sobat harus mengembalikan barang tersebut ke supplier dan juga Sobat perlu membuat retur faktur pajak. Selain barang yang salah kirim atau rusak, nota retur faktur pajak juga bisa dibuat karena pembatalan pembelian barang dagang atau adanya kesalahan penulisan pada faktur pajak. Retur faktur pajak adalah pengembalian faktur pajak yang telah dibuat oleh pembeli ataupun supplier karena adanya ketidaksesuaian dengan keadaan sebenarnya, seperti salah kirim barang atau barang rusak. Nota retur ini harus dibuat oleh pihak pembeli barang dagang dan harus dikirim saat pengembalian barang yang kena pajak.

Sobat Belajar: Mengenal Apa Itu Retur Faktur Pajak

Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada sebuah perusahaan. Analisis SWOT penting untuk diterapkan pada perusahaan untuk menentukan penyusunan strategi, penjualan produk, maupun menerapkan ide bisnis baru.
<h2 style="text-align: justify;">Komponen Analisis SWOT</h2>
Terdapat 4 komponen utama dalam analisis SWOT
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Strength (kekuatan)</h3>
</li>
</ul>
Poin pertama adalah strength yang artinya kekuatan merupakan faktor internal perusahaan yang menjadi kekuatan dalam bisnis atau proyek yang sedang dikerjakan, misalnya harga produk yang murah di pasaran, produk yang popular, dan lain sebagainya.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Weakness (kelemahan)</h3>
</li>
</ul>
Poin kedua merupakan weakness atau bisa diartikan sebagai kelemahan adalah faktor internal perusahaan yang menjadi kelemahan dalam bisnis atau proyek yang sedang kita kerjakan. Contoh poin kelemahan adalah keterbatasan modal atau kekurangan SDM terampil.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Opportunities (peluang)</h3>
</li>
</ul>
Komponen ketiga analisis SWOT adalah opportunities atau yang artinya peluang. Poin ketiga merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan oleh pebisnis yang bisa memberikan kontribusi pada kesuksessan usaha. Pengusaha harus pandai dalam melihat peluang ini karena jika dimanfaatkan dengan baik maka dapat meningkatkan keuntungan usaha, misalnya perkembangan teknologi, adanya permintaan pasar yang meningkat, dan sebagainya.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Threats (ancaman)</h3>
</li>
</ul>
Komponen terakhir analisis SWOT adalah threat atau bisa kita artikan sebagai ancaman. Komponen ini merujuk pada faktor eksternal yang menimbulkan risiko bagi perusahaan atau keberhasilan suatu projek, misalnya adanya kenaikan harga bahan untuk produksi, kenaikan tarif pajak, banyaknya kompetitor, dan lain sebagainya.
<h2 style="text-align: justify;">Tujuan Analisis SWOT</h2>
Sebagai metode yang mempermudah perusahaan dalam melakukan perencanaan strategi yang secara khusus di bidang bisnis, analisa SWOT memiliki tujuan utama sebagai berikut:
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Mengetahui Posisi Perusahaan di Pasaran</h3>
</li>
</ul>
Metode analisia SWOT memperhatikan dengan saksama bagaimana rencana disusun berdasarkan pertimbangan faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang tidak hanya berguna untuk melihat posisi perusahaan sendiri, namun juga untuk melihat perusahaan kompetitor yang ikut bersaing di pasar.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Memberi Kesempatan Perusahaan untuk Berkembang</h3>
</li>
</ul>
Analisis SWOT yang tepat dan semaksimal mungkin dapat mempermudah perusahaan dalam memperoleh kesempatan yang semaksimal mungkin untuk mengembangkan perusahaan. Perencanaan yang matang dengan memperhatikan faktor-faktor penting dalam komponen SWOT dapat mengembangkan perusahaan.
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Memprediksi Kemungkinan Masalah yang Terjadi</h3>
</li>
</ul>
Dengan mengetahui potensi kekurangan dan ancaman yang mungkin terjadi dengan analisis SWOT, perusahaan bisa mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi kedepannya
<ul style="text-align: justify;">
<li>
<h3>Mempermudah Pengambilan Keputusan</h3>
</li>
</ul>
Analisis SWOT berguna dalam menentukan perencanaan strategi untuk perusahaan serta dalam langkah penyelesaian masalah. Melalui analisis SWOT, perusahaan bisa mengetahui apa saja faktor-faktor internal yang dimiliki perusahaan, seperti faktor kekuatan dan kelemahan, sekaligus faktor-faktor eksternal yang berada di luar perusahaan, seperti kesempatan dan ancaman.
<h2 style="text-align: justify;">Cara Menggunakan Analisis SWOT</h2>
Hal yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT adalah membuat daftar pertanyaan terkait bisnis yang sedang dijalani, berikut contohnya:
<h3 style="text-align: justify;">Strength (Kekuatan)</h3>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Apa kelebihan yang dimiliki oleh perusahaan Anda?</li>
<li>Apa yang bisa membuat perusahaan Anda agar lebih baik dari perusahaan lainnya?</li>
<li>Keunikan apa yang dimiliki oleh perusahaan Anda?</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">Weakness (Kelemahan)</h3>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Apa yang membuat produk Anda tidak laku di pasar?</li>
<li>Bagaimana strategi marketing sehingga membuat produk Anda tidak laku?</li>
<li>Apa yang membuat pelanggan setia berhenti membeli produk Anda?</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">Opportunity (Peluang)</h3>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Apakah bisnis yang Anda jalankan memenuhi tren yang sedang berlaku di pasar?</li>
<li>Apakah ada perubahan peraturan yang akan mempengaruhi perusahaan Anda secara positif?</li>
<li>Adakah acara atau event yang dapat dimanfaatkan perusahaan Anda dalam menumbuhkan pengembangan bisnis?</li>
</ul>
<h3 style="text-align: justify;">Threat (Ancaman)</h3>
<ul style="text-align: justify;">
<li>Apakah Anda memiliki pesaing potensial yang dapat memasuki pasar Anda?</li>
<li>Apakah ada kebijakan dari pemerintah yang bisa mengancam perkembangan bisnis?</li>
<li>Apakah pemasok akan selalu bisa memasok bahan baku yang Anda butuhkan dengan harga yang diharapkan?</li>
</ul>
Jika sudah membuat daftar pertanyaan, maka selanjutnya menjawab pertanyaan tersebut berdasarkan keadaaan yang sedang dihadapi perusahaan. Setelah memetakan dan mengidentifikasi masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap perusahaan, langkah selanjutnya menganalisis semua komponen tadi dan menyusun strategi.
Anda perlu melihat kekuatan yang dimiliki dan mencari tahu bagaimana dapat menggunakan kekuatan tersebut untuk memanfaatkan peluang yang ada. Selain itu juga, melihat juga apakah kekuatan tersebut bisa mencegah ancaman yang ada di pasar. Melalui analisis ini bisa menghasilkan strategi-strategi yang bisa diterapkan. Dengan daftar strategi tersebut, Anda akan tahu apa yang ingin diprioritaskan dan dijadwalkan. Tentunya metode ini bukanlah mutlak berfungsi sebagai jawaban yang pasti, namun mampu memberikan solusi pada setiap masalah yang dihadapi perusahaan.

Analisis SWOT adalah teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) pada sebuah perusahaan. Analisis SWOT penting untuk diterapkan pada perusahaan untuk menentukan penyusunan strategi, penjualan produk, maupun menerapkan ide bisnis baru.

Artikel Sobat Pajak